1/23/2016

THINKING, FAST AND SLOW


Pemahaman kita tentang pertimbangan dan keputusan belum begitu cukup. Sering kita merasa kesulitan dalam memilih langkah yang ingin kita diambil. Hal itu dikarenakan ketidaktahuan cara kerja mental dalam prilaku diri kita sendiri. Menyebabkan kesalahan parah dan sistematis saat bertindak. Segala pertimbangan dan keputusan kita tidak lepas dari sistem pemikiran yang kita miliki. Menurut Daniel Kahneman, manusia memiliki dua sistem pemikiran, yaitu sistem 1 menghasilkan berpikir cepat dan sistem 2 menghasilkan berpikir lambat. Kahneman menyebut ciri-ciri pemikiran itu sebagai pemikiran intuitif dan deliberatif, yang seolah-olah keduanya merupakan sifat dan pembawaan dua karakter dalam mental manusia.

      Sistem 1 ialah pemikiran yang spontanitas, seperti insting yang dimiliki hewan. Berpikir cepat bisa dicontohkan dengan melihat orang yang menangis, dan kita seketika membuat kesimpulan bahwa orang itu sedang sedih, padahal orang itu menangis bahagia karena menang lotre. Tentu hal itu bisa berakibat fatal, terutama bila terjadi kasus bencana atau hal sebagainya. Hal ini juga kerap kali membuat kita salah paham dalam menjalin relasi dengan orang lain, seperti chatting tidak dibales menandakan orang itu tidak suka pada kita. Dapat dilihat, pada sistem 1 kesimpulan datang lebih dulu, baru disusul dengan argumentasi. Sehingga, kalau orang itu percaya pada kesimpulan yang diambilnya, maka mereka juga cenderung percaya kebenaran argumen yang menyokongnya walaupun argumennya tidak tepat. Jadi, sistem 1 beroperasi secara otomatis dan cepat, dengan sedikit atau tanpa usaha dan tanpa ada perasaan sengaja dikendalikan.
      Sistem 2 merupakan sistem yang memberikan perhatian kepada aktivitas mental yang membutuhkan usaha, termasuk perhitungan rumit. Misalnya pada soal 17 x 28=?, maka sudah tentu anda butuh beberapa menit untuk berpikir jawabannya. Sistem 2 disebut juga berpikir lambat karena butuh upaya rasional dalam membuat kesimpulannya. Karena sistem 2 ini sangat bernalar, teratur dan taat kepada kaidah logika. Pemikiran lambat selalu terjaga atau bersiap menunggu akan sesuatu, seperti menunggu tembakan pistol tanda star dalam lomba lari. Sistem 2 memiliki sifat yang selalu fokus, mencari, membandingkan, dan membuka ingatan untuk menyelesaikan masalah atau membuat keputusan. Hal itu sangat mambantu kita dalam memberikan pertimbangan yang akurat dalam berprilaku. Namun, sistem 2 ini memiliki kelemahan, yaitu sifatnya yang sangat malas. Sistem 2 baru beroperasi jika ada masalah yang tidak bisa dipecahkan oleh sistem 1, dan dikarenakan butuh tenaga yang besar untuk melakukan penalaran yang tersusun secara logis. Dengan demikian, operasi sistem 2 sering dikaitkan dengan pengalaman subjektif menjadi pelaku, memilih, dan berkonsentrasi.



      Dalam perannya di kehidupan kita sehari-hari, sistem 1 dan sistem 2 sama-sama diperlukan. Sistem 1 berjalan secara otomatis, namun sistem 2 berkerja agak santai (cenderung malas). Sistem 1 memberikan masukan kepada sistem 2 tanpa atau sedikit modifikasi: seperti kesan, intuisi, niat, dan rasa. Sistem 2 bekerja kalau ada sesuatu yang tidak bisa dipecahkan atau melanggar keyakinan sistem 1. Bisa dikatakan, sebagian besar yang anda pikirkan dan lakukan berasal dari sistem 1, tetapi sistem 2 mengambil alih kalau keadaannya jadi sulit, biasanya menjadi penentu akhir.
      Dari pembahasan diatas, dapat dilihat bahwa pemikiran manusia memiliki dua sifat yang belainan. Dengan mengetahui hal itu membuat kepribadian kita dapat terarah, dalam segi pertimbangan dan keputusan. Dalam penelitiannya, Daniel Kahneman menunjukan cara kerja kedua sistem itu pada kehidupan kita sehari-hari, khususnya dalam prilaku ekonomi, supaya kita dapat mengendalikannya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara kerja mental kita dalam bertindak, supaya bisa mengontrolnya sesuai keinginan kita.



Daniel Kahneman, Thinking: Fast and Slow (2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar