Siapa yang tidak kenal dengan Sherlock
Holmes! Ya, dia adalah seorang detektif konsultan berkebangsaan inggris yang
terkenal akan ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar, dan
keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik untuk memecahkan berbagai
kasus. Kemampuannya yang luar biasa cerdas membuat kita selalu berdecak kagum
di setiap aksinya. Sering kali perbuatan yang dilakukan oleh tokoh fiktif ini tidak
terpikirkan oleh kita, bahkan bisa dibilang cukup psikopat. Terlepas dari fiktif
atau tidak, apakah yang membuat Sherlock Holmes bisa begitu cerdas? Mungkinkan bagi
kita memiliki kemampuan seperti dia? Tentu saja ada, yaitu penalaran Deduksi.
Di dalam ceritanya, baik di versi novel maupun di movie, Sherlock Holmes telah memaparkan sendiri bahwa kemampuannya
itu berasal dari penalaran Deduksi dan Analisis-nya. Dia menyatakan bahwa
seseorang bisa mendapatkan banyak informasi jika ia mau mengadakan pengamatan
yang cermat dan sistematis. Kecenderungan orang sangat malas menggunakan keahliannya
itu. Holmes yakin bahwa dari ekspresi sesaat, sentakan otot, atau lirikan mata,
ia bisa mengetahui pemikiran seseorang. Kesimpulan yang didapatnya tak mungkin
salah, sebab ia sudah telatih untuk mengamati dan menganalisis. Mungkin bagi
kita yang masih awam akan terdengar konyol, padahal semua itu murni hasil
penalaran yang logis. Semua itu hanya bisa diperoleh dengan belajar dalam waktu
yang lama dan dengan penuh kesabaran.
Apa penalaran deduksi itu sendiri? Penalaran
deduksi ialah sesuatu hal yang sifatnya universal (umum) diterapkan ke hal-hal
yang sifatnya partikular (khusus). Contoh, kita tahu bahwa John Watson seorang
manusia (umum) pasti dia akan mati di suatu hari nanti (khusus). Kesimpulan itu
kita dapatkan dari asumsi bahwa setiap manusia pasti akan mati. Penalaran ini
sebetulnya hasil pemikiran Aristoteles yang disebutnya dengan silogisme.
Intinya adalah dalam benak setiap orang memiliki prasangka atau dugaan ketika
berhadapan pada sesuatu hal, lalu kita mencocokan prasangka awal kita dengan kenyataan
yang hadir kepada kita. Apakah hal itu sesuai dengan dugaan kita atau tidak, kalau
cocok kita bisa menarik sebuah kesimpulan, jika tidak maka kita akan melakukan
pengamatan lagi. Di sini-lah gunanya analisis, yaitu membandingkan pengalaman yang
telah kita miliki dengan pengalaman yang baru datang. Dan, keahlian analisis
ini butuh pengalaman yang sangat lama dalam pengamatan. Jadi, selain penalaran
deduksi ada kemampuan analisis yang berperan penting dalam pemikiran logis
Sherlock Holmes.
Dari pembahasan di atas, dapat
dirumuskan seperti ini:
1. Observasi (pengamatan):
mengamati segala sesuatu sampai sekecil-kecilnya secara objektif. Sherlock
menyuruh anda diam, sebelum fakta-fakta dapat dikumpulkan semua, maksudnya mengamati
sasuatu hal dengan berbagai sudut pandang sehingga menjadi objektif.
2. Deduksi:
dari pengamatan menghasilkan penalaran deduksi. Penalaran deduktif didukung
oleh logika yang diperoleh dari pengamatan yang objektif. Bertolak dari
pengamatan indera menghasilkan sejumlah konsep dan pernyataan logis, proses
inilah yang disebut menalar.
3. Analisis:
membandingkan dan memilah-milah pengamatan yang sesuai atau tidak dengan
konsistensi logika deduksi. Anda bisa menganalisis mana yang
benar dan mana yang bisa di gabungkan dengan bagian yang lain, dan berfikir
bagaimana cara menghubungkan satu sama lain.
4. Spekulasi (dugaan):
membayangkan atau membuat kesimpulan sementara yang diperoleh, dan melihat
kemungkinan yang akan hadir. Jika anda mengalami kebuntuan, cobalah untuk
merilekskan
pikiran anda, hal itu membantu untuk membentuk ide-ide baru.
Dengan demikian, keahlian yang dimiliki
oleh Sherlock Holmes juga bisa miliki asal kita mau menggunakan kemampuan otak
kita secara betul. Mulailah dengan mengamati sesuatu dan biasakan diri anda
dengan itu. Selanjutnya coba berpikir untuk mencari kemiripan atau asal mula
dari sesuatu hal. Mungkin saat anda bertemu dengan seseorang, cobalah untuk
menebak asal-usul serta profesinya dari pengamatan sekilas. Sekalipun tampak
sepele, latihan ini mempertajam pengamatan, dan mengajarkan anda untuk
mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan.
Sir
Arthur Conan Doyle, Sherlock Holmes – Koleksi Kasus 1 (2015)
wuih...jarang-jarang ada yang bahas ilmu deduksinya sherlock holmes..keren kak lanjutin..
BalasHapusIlmu deduksi memang benar,saya sudah belajardan menerapkannya.hasil: dengan deduksi saya bisa mengetahui teman teman saya baru saja gotong royong,sudah selesai dari 1 jam yang lalu,dari 10 orang hanya 8 orang yang bekerja.dan juga pernah menebak seseorang tersebut baru dari tempat pacarnya,mereka dari mall ska.dan saya saya pernah menangani satu kasus,yaitu di saat teman kos saya kehilangan hp,saya berhasil menemukan pelakunya,dengan menggunakan ilmu deduksi yang di ajarkan sherlock holmes
BalasHapusDan saya tertarik untuj terus mengembangkan ilmu deduksi ini,jadi jika memiliki kasus,hubungi saya.
BalasHapusDan saya tertarik untuj terus mengembangkan ilmu deduksi ini,jadi jika memiliki kasus,hubungi saya.
BalasHapus