1/29/2016

ILMU DEDUKSI SHERLOCK HOLMES



Siapa yang tidak kenal dengan Sherlock Holmes! Ya, dia adalah seorang detektif konsultan berkebangsaan inggris yang terkenal akan ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar, dan keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik untuk memecahkan berbagai kasus. Kemampuannya yang luar biasa cerdas membuat kita selalu berdecak kagum di setiap aksinya. Sering kali perbuatan yang dilakukan oleh tokoh fiktif ini tidak terpikirkan oleh kita, bahkan bisa dibilang cukup psikopat. Terlepas dari fiktif atau tidak, apakah yang membuat Sherlock Holmes bisa begitu cerdas? Mungkinkan bagi kita memiliki kemampuan seperti dia? Tentu saja ada, yaitu penalaran Deduksi.

Di dalam ceritanya, baik di versi novel maupun di movie, Sherlock Holmes telah memaparkan sendiri bahwa kemampuannya itu berasal dari penalaran Deduksi dan Analisis-nya. Dia menyatakan bahwa seseorang bisa mendapatkan banyak informasi jika ia mau mengadakan pengamatan yang cermat dan sistematis. Kecenderungan orang sangat malas menggunakan keahliannya itu. Holmes yakin bahwa dari ekspresi sesaat, sentakan otot, atau lirikan mata, ia bisa mengetahui pemikiran seseorang. Kesimpulan yang didapatnya tak mungkin salah, sebab ia sudah telatih untuk mengamati dan menganalisis. Mungkin bagi kita yang masih awam akan terdengar konyol, padahal semua itu murni hasil penalaran yang logis. Semua itu hanya bisa diperoleh dengan belajar dalam waktu yang lama dan dengan penuh kesabaran.
Apa penalaran deduksi itu sendiri? Penalaran deduksi ialah sesuatu hal yang sifatnya universal (umum) diterapkan ke hal-hal yang sifatnya partikular (khusus). Contoh, kita tahu bahwa John Watson seorang manusia (umum) pasti dia akan mati di suatu hari nanti (khusus). Kesimpulan itu kita dapatkan dari asumsi bahwa setiap manusia pasti akan mati. Penalaran ini sebetulnya hasil pemikiran Aristoteles yang disebutnya dengan silogisme. Intinya adalah dalam benak setiap orang memiliki prasangka atau dugaan ketika berhadapan pada sesuatu hal, lalu kita mencocokan prasangka awal kita dengan kenyataan yang hadir kepada kita. Apakah hal itu sesuai dengan dugaan kita atau tidak, kalau cocok kita bisa menarik sebuah kesimpulan, jika tidak maka kita akan melakukan pengamatan lagi. Di sini-lah gunanya analisis, yaitu membandingkan pengalaman yang telah kita miliki dengan pengalaman yang baru datang. Dan, keahlian analisis ini butuh pengalaman yang sangat lama dalam pengamatan. Jadi, selain penalaran deduksi ada kemampuan analisis yang berperan penting dalam pemikiran logis Sherlock Holmes. 



Dari pembahasan di atas, dapat dirumuskan seperti ini:
1.      Observasi (pengamatan): mengamati segala sesuatu sampai sekecil-kecilnya secara objektif. Sherlock menyuruh anda diam, sebelum fakta-fakta dapat dikumpulkan semua, maksudnya mengamati sasuatu hal dengan berbagai sudut pandang sehingga menjadi objektif.
2.      Deduksi: dari pengamatan menghasilkan penalaran deduksi. Penalaran deduktif didukung oleh logika yang diperoleh dari pengamatan yang objektif. Bertolak dari pengamatan indera menghasilkan sejumlah konsep dan pernyataan logis, proses inilah yang disebut menalar.
3.      Analisis: membandingkan dan memilah-milah pengamatan yang sesuai atau tidak dengan konsistensi logika deduksi. Anda bisa menganalisis mana yang benar dan mana yang bisa di gabungkan dengan bagian yang lain, dan berfikir bagaimana cara menghubungkan satu sama lain.
4.    Spekulasi (dugaan): membayangkan atau membuat kesimpulan sementara yang diperoleh, dan melihat kemungkinan yang akan hadir. Jika anda mengalami kebuntuan, cobalah untuk merilekskan pikiran anda, hal itu membantu untuk membentuk ide-ide baru.
Dengan demikian, keahlian yang dimiliki oleh Sherlock Holmes juga bisa miliki asal kita mau menggunakan kemampuan otak kita secara betul. Mulailah dengan mengamati sesuatu dan biasakan diri anda dengan itu. Selanjutnya coba berpikir untuk mencari kemiripan atau asal mula dari sesuatu hal. Mungkin saat anda bertemu dengan seseorang, cobalah untuk menebak asal-usul serta profesinya dari pengamatan sekilas. Sekalipun tampak sepele, latihan ini mempertajam pengamatan, dan mengajarkan anda untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan.



Sir Arthur Conan Doyle, Sherlock Holmes – Koleksi Kasus 1 (2015)

4 komentar:

  1. wuih...jarang-jarang ada yang bahas ilmu deduksinya sherlock holmes..keren kak lanjutin..

    BalasHapus
  2. Ilmu deduksi memang benar,saya sudah belajardan menerapkannya.hasil: dengan deduksi saya bisa mengetahui teman teman saya baru saja gotong royong,sudah selesai dari 1 jam yang lalu,dari 10 orang hanya 8 orang yang bekerja.dan juga pernah menebak seseorang tersebut baru dari tempat pacarnya,mereka dari mall ska.dan saya saya pernah menangani satu kasus,yaitu di saat teman kos saya kehilangan hp,saya berhasil menemukan pelakunya,dengan menggunakan ilmu deduksi yang di ajarkan sherlock holmes

    BalasHapus
  3. Dan saya tertarik untuj terus mengembangkan ilmu deduksi ini,jadi jika memiliki kasus,hubungi saya.

    BalasHapus
  4. Dan saya tertarik untuj terus mengembangkan ilmu deduksi ini,jadi jika memiliki kasus,hubungi saya.

    BalasHapus