1/29/2016

ILMU DEDUKSI SHERLOCK HOLMES



Siapa yang tidak kenal dengan Sherlock Holmes! Ya, dia adalah seorang detektif konsultan berkebangsaan inggris yang terkenal akan ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar, dan keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik untuk memecahkan berbagai kasus. Kemampuannya yang luar biasa cerdas membuat kita selalu berdecak kagum di setiap aksinya. Sering kali perbuatan yang dilakukan oleh tokoh fiktif ini tidak terpikirkan oleh kita, bahkan bisa dibilang cukup psikopat. Terlepas dari fiktif atau tidak, apakah yang membuat Sherlock Holmes bisa begitu cerdas? Mungkinkan bagi kita memiliki kemampuan seperti dia? Tentu saja ada, yaitu penalaran Deduksi.

1/26/2016

LGBT dan Arus Pemikiran



Akhir-akhir ini, banyak polemik seputar organisasi Support Group and Resource Center on Sexuality Studies, University of Indonesia (SGRC-UI). SGRC singkatnya ialah organisasi yang membahas isu-isu gender dan seksualitas. Konflik pun muncul dengan sangat cepat diberbagai kalangan, bahkan pihak kampus-UI, terkait dengan kerja sama SGRC-UI dengan Melela.org (Komunitas LGBT). Sehingga, banyak orang yang menyamakan organisasi SGRC dengan komunitas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender).

1/23/2016

THINKING, FAST AND SLOW


Pemahaman kita tentang pertimbangan dan keputusan belum begitu cukup. Sering kita merasa kesulitan dalam memilih langkah yang ingin kita diambil. Hal itu dikarenakan ketidaktahuan cara kerja mental dalam prilaku diri kita sendiri. Menyebabkan kesalahan parah dan sistematis saat bertindak. Segala pertimbangan dan keputusan kita tidak lepas dari sistem pemikiran yang kita miliki. Menurut Daniel Kahneman, manusia memiliki dua sistem pemikiran, yaitu sistem 1 menghasilkan berpikir cepat dan sistem 2 menghasilkan berpikir lambat. Kahneman menyebut ciri-ciri pemikiran itu sebagai pemikiran intuitif dan deliberatif, yang seolah-olah keduanya merupakan sifat dan pembawaan dua karakter dalam mental manusia.

1/18/2016

CONTAGIOUS



          Bagi sebagian orang akan merasa sulit untuk menemukan cara untuk menjadikan sesuatu populer, atau bahkan lebih populer. Khususnya para pebisnis yang ingin memasarkan produknya, tentu itu merupakan sebuah modal dasar bagi pergerakan bisnis mereka. Orang-orang tentu ingin produknya diminati, laris, dan mudah diterima secara luas oleh konsumen, namun sering kali mengalami kendala. Kita ketahui, sudah ada banyak pengusaha yang langsung gagal ketika membuka awal bisnisnya. Jadi bagaimana menularkan gagasan atau ide bisnis kita, sehingga bisa diterima dan menjadi populer di masyarakat. Pertanyaan itu telah dijawab oleh Johan Berger dalam penelitiannya.

1/14/2016

MINDSET



Dalam mengatasi sebuah masalah dalam hidupnya, manusia memiliki pola pikir (mindset) yang berbeda-beda. Perbedaan itu terlihat ketika manusia membedakaan dirinya dengan manusia lain dengan corak tubuhnya, dengan kata lain secara fisik. Namun, perbedaan itu juga terjadi pada taraf intelektual, pemikiran, dan daya rasional seseorang dalam mengatasi berbagai persoalan. Ada orang yang melakukan kesalahan yang terus saja diulanginya. Hal itu dikarenakan dia tidak mengetahui cara merubah mindset pada dirinya dalam melihat kegagalan. Sehingga orang tersebut tak akan pernah sukses dalam hidupnya. Menurut Carol S. Dweck, mindset memiliki dua jenis, yaitu fixed mindset (mindset tetap) dan growth mindset (mindset berkembang).