5/11/2018

Hirarki Alam

     Di dalam alam terdapat sebuah hirarki, hirarki itu dapat dianalogikan sebagai piramida. Menurut Leopold, alam digambarkan sebagai suatu piramid, di mana bagian paling bawah adalah tanah, kemudian dilanjutkan dengan tumbuhan yang tumbuh di atas tanah, selanjutnya serangga-serangga yang menggantungkan hidupnya pada tumbuhan, burung-burung yang memakan serangga, begitu seterusnya hingga mencapai puncaknya. Namun, hubungan mereka di setiap bagian dalam piramid bukan suatu yang sifatnya hirarki, tetapi lebih kepada hubungan yang saling
makan-memakan, itu disebut juga sebagai rantai makanan. Dalam Land Ethic, Leopold berkata bahwa “Man shares an intermediate layer with the bears, racoons, and squirrels which eat both meat and vegetables.” 
Menurut Leopold, land bukanlah hanya sebuah tanah, tetapi merupakan sumber energi bagi tanah, tumbuhan dan hewan. Land di sini bukan sekedar tanah, namun satu kesatuan. Apapun yang terjadi pada tanah akan berpengaruh kepada tumbuhan dan hewan begitupun sebaliknya. Energi itu dapat dirusak oleh beberapa hal baik alami maupun buatan, misalnya secara alami banyak predator sehingga menimbulkan kekacauan atau bencana yang dapat merusak ekosistem, sedangkan secara buatan dikarenakan alat-alat atau mesin yang dibuat oleh manusia.
Jika manusia berkuasa di atas puncak piramid maka akan terjadi ketidakseimbangan. Setiap perubahan yang terjadi pada satu lapisan dapat memiliki dampak positif atau negatif di sisi lain. “When a change occurs in one part of the circuit, many other parts must adjust themselves to it.”  Manusia telah memiliki dampak yang sangat negatif pada lapisan lain dari piramida ekosistem. Tanah adalah lapisan dasar pada piramida ekologi. Ini adalah lapisan yang paling diandalkan oleh lapisan lainnya. Ini adalah di mana rantai makanan dimulai dan akhirnya di mana ia berakhir. 
Dalam the land ethic, Leopold menekankan bahwa pentingnya keutuhan ciptaan (makhluk hidup), dan setiap ciptaan merupakan bagian integral dari komunitas kehidupan. “That land is a community is the basic concept of ecology, but that land is to be loved and respected is an extension of ethics” . Hal ini membuat komunitas moral tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia, tetapi mencakup bumi sebagai ciptaan satu kesatuan komunitas hidup (biotic community). Dengan kata lain, individu adalah anggota dari sebuah komunitas hidup yang saling bergantungan.

Aldo Leopold juga mengatakan bahwa tugas manusia adalah untuk menata dan memelihara bumi, sehingga kepentingan manusia sebagai bagian dari komunitas kehidupan bisa sejalan dan tidak bertentangan dengan seluruh kebaikan komunitas kehidupan. “A land ethic, then, reflects the existence of an ecological conscience, and this in turn reflects a conviction of individual responsibility for the health of land” . Sebab, apapun yang terjadi pada tanah akan berpengaruh kepada tumbuhan dan hewan begitupun sebaliknya. Di sisi lain, setiap manusia merupakan bagian dari suatu komunitas alami, dan absurd jika manusia tak punya kewajiban pada komunitasnya sendiri. Maka dari itu, peran homo sapiens (manusia) berubah dari penguasa komunitas hidup ke sekadar anggota komunitas hidup atau citizen.
Dalam pemaparan Leopold dalam the land ethic menjelaskan bahwa integritas, stabilitas, dan keindahan komunitas hidup (biotic community) merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam memandang alam. “A thing is right when it tends to preserve the integrity, stability, and beauty of the biotic community. It is wrong when it tends otherwise” .
Hirarki dalam alam merupakan produk dari evolusi karena adanya keterikatan simbiosis antara manusia dan dunia di sekitarnya. Dahulu, manusia tidak mengenal hirarki, dimulai dengan hubungan antara dua atau lebih dari manusia, ikatan antara individu dan masyarakat atau komunitas mereka hidup. Selanjutnya, komponen yang paling penting dalam alam adalah hubungan antara manusia dengan alam. Relasi etis terhadap alam tidak dapat eksis tanpa cinta, tanggung jawab, dan peduli atas land dan penghargaan terhadap nilainya, bukan sekedar nilai ekonomi, tetapi nilai instrinsik dari alam yang jauh lebih luas. Land harus dipisahkan dari sekedar nilai ekonomi dan self-interest.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar