Mungkin ada yang menganggap bahwa
manusia merupakan makhluk yang superior dari makhluk lain, ada pula yang
menganggap manusia itu memang unik, berada di luar dari istilah makhluk itu
sendiri. Seperti yang kita tahu, kita sebagai manusia adalah penguasa dari
planet bumi ini dengan kepintaran yang dimiliki. Namun, manusia itu tidak
serius mencari tentang keberadaan dirinya sendiri di bumi. Alih-alih bersikap
angkuh memandang dirinya sebagai puncak dari segala makhluk yang ada. Tetapi,
apa itu sudah menjadi kodratnya manusia sebagai penguasa di puncak mata rantai?
Atau hal itu hanya kebetulan yang tidak disengaja?
Dalam buku yang berjudul
“Sapiens”, Yuval Noah Harari sangat serius membahas tentang spesies Homo
Sapiens (manusia) dalam askpek kecerdasan dan kemajuan umat manusia. Yuval
menerangkan bahwa manusia
lebih unggul dari kera, kerabat dari manusia, karena
manusia memiliki daya khayal yang tinggi untuk memprediksi masa depan.
Hal itu memotivasi kinerja otak untuk bekerja lebih ekstra dan membuat anatomi
ukuran tengkorak manusia membesar. Manusia harus bisa membayangkan dirinya
bertindak ketika ada pemangsa, kalau tidak dirinya bisa-bisa dimangsa binatang
buas.
Ada tiga hal yang menurut Yuval
menjadi pemersatu umat manusia, yaitu uang, Imperial, dan agama. Kebudayaan manusia
berkembang pesat ketika manusia bersosialisasi saling menukarkan barang yang dimilikinya
dengan barang orang lain yang diinginkannya. Bermula dari barter hingga
terciptanya kredit virtual. Sedangkan Imperial merupakan penyebaran kebudayaan
menjadi universal di seluruh belahan bumi dengan cara peperangan atau
penjajahan. Di sini masuknya nilai-nilai agama. Agama menurut Yuval merupakan
kendaraan yang massal menarik manusia untuk ikut di dalamnya. Seperti ketika
kita sedang beribadah, kita tidak kenal dengan sebelah kita tetapi kita bisa bersama-sama
melakukan ritual agama. Dengan kata lain, agama ialah bentuk imajinasi tingkat
tinggi yang diciptakan manusia tentang sosok yang berada di luar dirinya. Tiga hal
tersebut menjadikan kebudayaan manusia semakin berkembang menujuh
kegemilangannya. Kalau kita lihat, Yuval menjelaskan manusia dari aspek kognitif
dan kebudayaan yang ada pada manusia.
Di sisi lain, pencarian manusia
pertama oleh Arkeolog terus dilakukan, namun banyak informasi yang hilang. Seperti
sebuah puzzle, Arkeolog harus menyusun setiap keping-keping informasi yang
ada menjadi sebuah satu-kesatuan utuh. Arkeolog bernama Richard Leakey dalam
bukunya yang berjudul “Asal-Usul Manusia” mengungkapkan bahwa untuk menetukan
anatomi kerangka manusia dengan kera, kita harus bertolak pada kerangka tulang pinggul.
Kita tahu bahwa manusia dengan kera sangat mirip, tetapi yang membedakan
keduanya terlihat dari cara berjalan dengan dua kaki pada manusia dan empat
kaki pada kera. Hal ini yang membedakan anatomi struktur kerangka fosil manusia
purba yang ditemukan oleh tim Arkeolog. Kerangka fosil yang berjalan dengan dua
kaki (bipedal) memiliki kerangka tulang pinggul yang ramping yang memungkinkan
untuk berdiri dengan kedua kaki. Dari penjelasan Richard, dia menjelaskan
manusia dari segi anatomi kerangka manusia.
Dari rentang waktu yang diasumsikan oleh ilmuan,
manusia hidup di bumi sudah ada sejak 7 juta tahun yang lalu. Tetapi kerangka
manusia purba yang kita temukan yang paling tua di Afrika Timur berusia 2-3 juta
tahun yang lalu, dapat dilihat bahwa masih ada jurang yang cukup dalam sekitar 4
juta tahun lalu tentang asal mula munculnya manusia di bumi. Dan yang membuat saya
bertanya-tanya adalah kenapa kita tidak mengetahui tentang awal kemunculan manusia
di bumi? kenapa ada jurang informasi mengenai manusia? Apakah manusia itu
datang dari planet lain? Atau manusia tidak mewarisi pengetahuan tentang
dirinya sendiri kepada anak-anaknya? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin masih
relevan selama belum ada penemuan yang menjelaskan secara detail siapa itu
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar